(suatu Tinjauan pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan biologi dan fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh)
Evi Apriana, Samsul Bahri
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas dan pengaruh pemberian feed back pada mata kuliah pembelajaran mikro. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah efektifitas pemberian feed back langsung dan tak langsung dalam pembelajaran mikro; dan (2) apakah ada perbedaan kemampuan mengelola pembelajaran antara mahasiswa yang diberi feed back langsung dan tak langsung. Penelitian ini dilakukan di lingkungan FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Setelah dilakukan penelitian, secara umum ditemukan bahwa kemampuan pengelolaan pembelajaran mikro yang dilakukan dengan pemberian feed back langsung lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran mikro dengan pemberian feed back tak langsung. Setelah diberikan feed back langsung dan feed back tak langsung ditemukan terjadi peningkatan signifikan dalam kemampuan mengelola pembelajaran.
Kata kunci: kemampuan mengelola pembelajaran; feed back, pembelajaran mikro.
ABSTRACT
The research objective is to test the effectiveness and impact of granting feed back on the micro-learning courses. The problem in this study were (1) How feed back the effectiveness of the provision of direct and indirect in micro learning; and (2) Are there differences in the ability to manage the learning of students who were given feed back directly and indirectly. This research was conducted at the FKIP Serambi Mekkah University Banda Aceh. The method used is exsperiment. Having done generally found that the ability of micro-management of learning is done by providing immediate feed back is more effective than learning by providing feed back micro well indirectly. After the grant of feed back directly and indirectly detectable significant increase in the ability to manage learning.
Keywords: ability to manage learning; feed back, micro teaching.
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks, dalam pembelajaran menyatukan komponen-komponen pembelajaran secara terintegrasi, antara lain seperti: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai siswa, materi yang akan menjadi bahan ajar bagi siswa, metode, media dan sumber pembelajaran, evaluasi, siswa, guru dan lingkungan pembelajaran lainnya. Setiap unsur pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang khusus dan antara satu komponen dengan komponen lainnya saling terkait dan mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan.
Dari hasil pengamatan dan berbagai penelitian yang dilakukan, cukup banyak memberikan bukti yang kuat bahwa mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh program perkuliahan termasuk kegiatan PPL yang telah dilakukan di sekolah tempat latihan, ternyata belum cukup memberikan pengalaman yang optimal untuk mempersiapkan calon guru (siap pakai) untuk melaksanakan tugas mengajar secara profesional sebagaimana yang diharapkan.
Pada kenyataan, para mahasiswa calon guru yang telah menyelesaikan seluruh program perkuliahannya, ternyata masih memerlukan beberapa waktu untuk melakukan proses adaptasi dengan tugas utama yang harus dilaksanakannya di tempat bekerja. Dalam bentuk yang lain permasalahan tersebut dialami juga oleh mereka yang sudah menduduki jabatan guru. Mengingat ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk tugas-tugas profesi guru terus berkembang, maka kadang-kadang apa yang sudah biasa dilakukan di kelas ketika mengajar saat sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan inovasi yang berkembang. Dengan demikian kemampuan mengajar mereka masih memerlukan upaya-upaya penyegaran agar dapat merespon dan menyesuaikan dengan tuntutan yang berkembang.
Kemampuan mengelola pembelajaran merupakan suatu profesi yang unik dan kompleks. Unik karena tidak ada dua orang guru yang mempunyai cara dan gaya yang sama dalam pembelajaran, meskipun mereka berasal dan dididik serta dilatih dari institusi yang sama. Dikatakan kompleks karena aktualisasi kemampuan mengelola pembelajaran banyak dipengaruhi oleh aspek yang secara simultan dalam pembelajaran di kelas.
Penelitian dalam rangka pembentukan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran belum banyak dilakukan. Pembelajaran mikro melalui eksperimen untuk menguji pengaruh feed back yang diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran. Melalui pembelajaran mikro, kemampuan mengelola pembelajaran dapat dilakukan secara sistematik dengan latihan yang berjenjang yaitu latihan terbatas, latihan dengan bantuan teman sejawat (peer teaching) dan latihan lapangan.
Sejauhmana pengaruh pemberian feed back dalam rangka pembentukan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran belum diketahui. Selama ini belum banyak upaya yang dilakukan untuk menata pembelajaran mikro melalui eksperimen untuk menguji pengaruh feed back yang diberikan dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran.
George Brown, (1975: 4) menyarankan untuk melakukan evaluasi program pelatihan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran diperlukan feed back. Pemberian feed back dapat dilakukan secara langsung maupun tak langsung. Teknik pemberian feed back dapat diberikan secara tertulis maupun secara lisan terhadap kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran. Dalam pembelajaran mikro, pemberian feed back diharapkan dapat berfungsi sebagai penguatan (reinforcement). Sedangkan tujuan pemberian penguatan adalah agar tingkah laku yang baik dapat diteruskan dan tingkah laku yang kurang baik dapat dicegah atau diperbaiki.
Realita yang ada kadang-kadang sebaliknya, pemberian feed back dimaksudkan agar terjadi nilai positif sebagai penguatan tetapi sering diterima oleh mahasiswa sebagai ejekan atau penghinaan dan sering menimbulkan rasa kurang percaya diri. Untuk itu perlu adanya definisi konseptual atau operasional yang disepakati bersama tentang istilah pujian, antusiasme, dan kritisme. Oleh sebab itu strategi pemberian feed back manakah yang tepat sesuai dengan karakteristik mahasiswa serta kapan feed back tersebut dapat berfungsi sebagai suatu reinforcement dalam pengelolaan pembelajaran mikro, menjadi penting.
Atas dasar pemikiran tersebut selanjutnya penelitian ini dilakukan untuk mengkaji tentang pemberian feed back yang tepat pada latihan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran melalui mata kuliah pembelajaran mikro. Mengetahui apakah feed back yang berbeda akan memberikan pengaruh berbeda terhadap kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran. Mengetahui manakah yang lebih efektif antara feed back langsung dan tak langsung terhadap kemampuan mengelola pembelajaran.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, selanjutnya dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
(1) Bagaimanakah efektifitas pemberian feed back langsung dan tak langsung dalam pelaksanan micro teaching pada Jurusan Pendidikan Fisika dan Biologi FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh?
(2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan mengelola pembelajaran antara mahasiswa yang diberi feed back langsung dan tak langsung?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah khasanah pengembangan keilmuan, khususnya di bidang teknologi pembelajaran, dan bermanfaat sebagai pijakkan untuk penelitian lanjutan dalam upaya pengembangan model pembelajaran mikro.
Bagi institusi LPTK dan dosen pembina mata kuliah pembelajaran mikro, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mengelola pelatihan kemampuan mahasiswa mengelola pembelajaran.
Di sisi lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam upaya sertifikasi kompetensi keguruan seperti diamanatkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pijakan awal untuk kegiatan penelitian lebih lanjut dalam rangka meningkatkan pengelolaan pembelajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh selama satu semester. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Ada dua variabel penelitian, yakni variabel pemberian feed back yang dibedakan menjadi pemberian feed back langsung dan tak langsung, dan variabel kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran mikro.
Pada penelitian ini akan dikembangkan instrumen dan rubrik/pedoman observasi untuk mengamati kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran meliputi: kemampuan bertanya, menjelaskan, mengadakan variasi, memberi penguatan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok, mengelola kelas, pembelajaran kelompok dan perorangan, dan penggunaan bahasa, untuk mencapai standar pembelajaran mikro sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Perlakuan penelitian adalah berupa pemberian feed back, yang diklasifikasikan menjadi dua yaitu pemberian feed back langsung dan feed back tak langsung (catatan khusus pada lembar evaluasi). Feed back diberikan terhadap hasil unjuk kemampuan mengelola pembelajaran mikro. Proses pemberian perlakuan feed back terhadap kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran dilakukan dengan menganalisis data setelah perlakuan selesai dikerjakan, yaitu setelah selesainya eksperimen ini.
Kemampuan mengelola pembelajaran yang disimulasikan oleh setiap mahasiswa meliputi 10 komponen, hasil masing-masing komponen yang ditampilkan diberikan feed back oleh dosen pembina. Simulasi unjuk kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran ada tiga tahap. Tahap pertama latihan untuk simulasi pembelajaran mikro meliputi kemampuan: (1) membuka pelajaran; (2) bertanya; (3) mengadakan variasi; dan (4) menjelaskan. Tahap kedua latihan yang disimulasikan meliputi kemampuan: (5) mengelola kelas; (6) memberi penguatan; dan (7) membimbing diskusi kelompok kecil. Tahap ketiga latihan yang disimulasikan meliputi kemampuan: (8) pembelajaran kelompok kecil dan perorangan; (9) penggunaan bahasa; dan (10) menutup pelajaran. Feed back diberikan pada setiap tahapan dan komponen yang disimulasikan. Ujian dilakukan setelah latihan setiap komponen telah mencapai standar yang dipersyaratkan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran mikro dengan menggunakan lembar observasi.
Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran mikro adalah nilai yang diperoleh seorang mahasiswa calon guru dalam mengaplikasikan komponen-komponen mengelola pembelajaran yang dilakukan agar terjadi perubahan yang diharapkan pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kelas mikro.
E. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berikut ini adalah data pencapaian kemampuan pengelolaan pembelajaran mikro mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika dan Biologi yang diberikan feed back langsung dan mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung.
Tabel 1. Pencapaian Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Mikro
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika
Aspek yang Diamati
|
Pencapaian
|
Peningkatan
| ||
Feed Back
|
No Feed Back
|
Feed Back
|
No Feed Back
| |
(1) kemampuan membuka pelajaran
|
93%
|
83%
|
36%
|
26%
|
(2) kemampuan bertanya
|
93%
|
76%
|
39%
|
22%
|
(3) kemampuan mengadakan variasi
|
93%
|
84%
|
29%
|
27%
|
(4) kemampuan menjelaskan
|
86%
|
73%
|
25%
|
16%
|
(5) kemampuan mengelola kelas
|
93%
|
83%
|
36%
|
26%
|
(6) kemampuan memberi penguatan
|
89%
|
84%
|
18%
|
24%
|
(7) kemampuan membimbing diskusi kelompok kecil.
|
86%
|
80%
|
25%
|
19%
|
(8) kemampuan pem belajaran kelompok kecil dan perorangan
|
86%
|
74%
|
18%
|
9%
|
(9) kemampuan penggunaan bahasa
|
86%
|
76%
|
32%
|
22%
|
(10) kemampuan menutup pelajaran.
|
93%
|
83%
|
39%
|
29%
|
Rata-rata
|
90%
|
79%
|
30%
|
22%
|
Tabel 2. Pencapaian Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Mikro
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi
Aspek yang Diamati
|
Pencapaian
|
Peningkatan
| ||
Feed
Back
|
No Feed Back
|
Feed Back
|
No Feed Back
| |
(1) kemampuan membuka pelajaran
|
96%
|
79%
|
39%
|
21%
|
(2) kemampuan bertanya
|
100%
|
89%
|
39%
|
32%
|
(3) kemampuan mengadakan variasi
|
96%
|
93%
|
46%
|
36%
|
(4) kemampuan menjelaskan
|
100%
|
86%
|
43%
|
21%
|
(5) kemampuan mengelola kelas
|
96%
|
75%
|
32%
|
14%
|
(6) kemampuan memberi penguatan
|
93%
|
75%
|
29%
|
11%
|
(7) kemampuan membimbing diskusi kelompok kecil.
|
96%
|
89%
|
32%
|
21%
|
(8) kemampuan pem belajaran kelompok kecil dan perorangan
|
89%
|
75%
|
29%
|
4%
|
(9) kemampuan penggunaan bahasa
|
82%
|
75%
|
29%
|
25%
|
(10) kemampuan menutup pelajaran.
|
82%
|
75%
|
21%
|
21%
|
Rata-rata
|
93%
|
81%
|
34%
|
21%
|
Ket : Feed back (FB) = Feed back langsung
No Feed back (NFB) = Feed back tak langsung
Dari tabel 1. dan tabel 2. di atas, secara umum tampak bahwa kemampuan pengelolaan pembelajaran mikro dengan pemberian feed back langsung lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran mikro dengan pemberian feed back tak langsung. Pada mahasiswa kelas fisika yang diberikan feed back tak langsung rata-rata pencapaian kemampuan pengelolaan pembelajaran adalah 79% dan yang diberikan feed back langsung rata-rata mencapai 90%. Terdapat perbedaan 11 % antara kemampuan rata-rata mahasiswa yang diberikan feed back langsung dan feed back tak langsung. Demikian juga pada kelas biologi terdapat perbedaan kemampuan rata-rata mahasiswa yang diberikan feed back langsung dengan dengan mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung sebesar 12%. Pemberian feed back langsung dalam pembelajaran mikro cukup efektif meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengelolaan pembelajaran mikro
Tampak bahwa pada pengamatan awal sebelum diberikan feed back tidak terdapat perbedaan yang besar antara kelompok mahasiswa yang akan diberikan feed back langsung dengan mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung, hanya terdapat perbedaan 0,06 poin. Pada pengamatan akhir perbedaan rata-rata kemampuan mahasiswa yang diberikan feed back langsung mengalami peningkatan 1.24 poin sedang mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung hanya mengalami peningkatan 0,91 poin. Terdapat perbedaan peningkatan sebesar 0,39 poin antara mahasiswa yang diberikan feed back langsung dan feed back tak langsung. Kemampuan mengelola pembelajaran mikro mahasiswa yang diberikan feed back langsung lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung. Pemberian feed back langsung lebih unggul (tinggi) dibandingkan dengan pemberian feed back tak langsung.
Tampak bahwa pada pengamatan awal sebelum diberikan feed back tidak terdapat perbedaan yang besar antara kelompok mahasiswa yang akan diberikan feed back langsung dengan mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung, hanya terdapat perbedaan 0,06 poin. Pada pengamatan akhir perbedaan rata-rata kemampuan mahasiswa yang diberikan feed back langsung mengalami peningkatan 1.24 poin sedang mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung hanya mengalami peningkatan 0,91 poin. Terdapat perbedaan peningkatan sebesar 0,39 poin antara mahasiswa yang diberikan feed back langsung dan feed back tak langsung. Kemampuan mengelola pembelajaran mikro mahasiswa yang diberikan feed back langsung lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang diberikan feed back tak langsung. Pemberian feed back langsung lebih unggul (tinggi) dibandingkan dengan pemberian feed back tak langsung.
Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pemberian feed back langsung dan feed back tak langsung terhadap kemampuan mengajar mahasiswa dalam mata kuliah pembelajaran mikro.
Tabel 3. Data Uji-t Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran Mikro
Pengamatan
|
Feed
Back
|
No Feed Back
|
Uji-t
(FB-NFB)
|
Simpulan
| |||||
mean
|
Var
|
mean
|
Var
|
X(FB-NFB)
|
t-hit
|
t-tab
| |||
Pengamatan awal
|
2.41
|
0.06
|
2.36
|
0.05
|
0.06
|
0.09
|
0.66
|
1.71
|
Tidak signifikan
|
Pengamatan Akhir
|
3.66
|
0.02
|
3.27
|
0.03
|
0.39
|
0.06
|
6.59
|
1.71
|
Signifikan
|
Gains
(post-pre)
|
1.24
|
0.06
|
0.91
|
0.11
|
0.33
|
0.11
|
2.98
|
1.71
|
Signifikan
|
Dari tabel 3. menunjukkan bahwa pada pengamatan awal (sebelum diberikan feed back) tidak ada perbedaan signifikan dalam kemampuan mengelola pembelajaran mikro antara kelompok mahasiswa yang akan diberikan feed back langsung dan feed back tak langsung. Setelah diberikan feed back langsung dan feed back tak langsung ditemukan peningkatan dalam kemampuan mengelola pembelajaran. Pada kelompok mahasiswa yang diberikan feed back tidak langsung terjadi peningkatan 0,91 poin dan pada kelompok yang diberikan feed back langsung terjadi peningkatan 1,24 poin. Setelah di uji dengan t-test pada taraf 5% peningkatan ini cukup signifikan.
Secara umum pembelajaran mikro dengan pemberian feed back langsung lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran mikro di lingkungan FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh. Kemampuan mahasiswa dalam mengelola pembelajaran mikro dengan pemberian feed back langsung lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian feed back tak langsung. Pengelolaan pembelajaran mikro dilakukan dengan pemberian feed back langsung yang ditata secara optimal dapat meningkatkan kemampuan mengelola pembelajaran.
Pemberian feed back langsung akan menimbulkan respon dan perubahan yang lebih cepat pada diri mahasiswa dibandingkan dengan pemberian feed back tak langsung (tertunda). Pemberian stimulus langsung dapat menyebabkan mahasiswa belajar secara langsung berhubungan dengan kenyataan yang sebenarnya. Pemberian feed back tak langsung memerlukan waktu untuk mencerna dan dapat menimbulkan kekeliruan mahasiswa dalam menafsirkan feed back yang diberikan oleh dosen secara lisan dan tertulis.
Pemberian feed back langsung, mahasiswa tidak hanya diberi kesempatan melakukan pengamatan tentang sesuatu atau kegiatan lainnya, tetapi juga berbuat sesuatu tentang apa yang diamati ataupun menerapkan konsep yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang sebenarnya. Melalui feed back langsung akan memberikan dampak pengiring (“nurturant effect”) yang cukup penting dalam pembentukan kemampuan yang melekat pada pribadi mahasiswa.
Melalui cara ini mahasiswa secara tidak langsung telah membangun kepribadiannya yang sangat dibutuhkan dalam proses perkembangan selanjutnya menuju ke arah kemandirian. Pemberian feed back langsung akan menimbulkan interaktif secara langsung dan akan membawa dampak berupa perubahan perilaku yang diharapkan berupa perubahan standar perilaku yang diinginkan. Hal ini diperlukan agar mahasiswa dapat menerapkan masing-masing komponen pembelajaran yang dilakukan secara mandiri dan selanjutnya diintegrasikan masing-masing komponen tersebut dalam situasi kelas mikro.
Implikasi dari temuan penelitian ini adalah bahwa perlakuan dalam pembelajaran mikro dengan pemberian feed back langsung hendaknya lebih banyak dimanfaatkan dan dikembangkan daripada pemberian feed back tak langsung. Karena pengelolaan kemampuan dasar pembelajaran melalui pembelajaran mikro banyak menyangkut aspek kemampuan (skill), maka untuk mencapai perubahan standar yang dikehendaki seharusnya dilakukan langsung dan sulit dicapai melalui pemberian feed back yang tertunda yaitu berupa pemberian feed back tak langsung.
F. Simpulan
Pemberian feed back langsung dalam pembelajaran mikro lebih efektif meningkatkan kemampuan mahasiswa calon guru dibandingkan pemberian feed back tak langsung. Terjadi peningkatan yang signifikan pada kemampuan mahasiswa dalam pengajaran mikro antara kelompok mahasiswa yang diberikan feed back langsung dan tak langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S. (1984). Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran. Ditjen Dikti. Jakarta.
_____. (1984). Keterampilan Bertanya. Ditjen dikti. P2LPTK. Depdikbud. Jakarta.
______. (1984). Keterampilan Memberi Penguatan. Ditjen Dikti. P2LPTK Depdikbud. Jakarta.
Allen-Ryan.(1969). Micro Teaching. Sydney: Don Mills. Ontario.
Brown, G.A. (1990). Micro Teaching Program Keterampilan Mengajar. Terjemahan L. Kaluge. Surabaya: Airlangga University Press.
Cole, Paeter G. and Loma Chan. (1994). Teaching Principles and Practice. New York: Prentice-Hall of Australia Pry Ltd.
Degeng, Nyoman Sudana. (1994). Pengaruh Interaktif antara Gaya Kognitif, Motivasi Berprestasi, dan Strategi Pengajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Teori dan Penelitian.Tahun 2. No.1-2.
Entang, H.M. Motivasi Memacu Prestasi Kerja. Jakarta: Pusdiklat Depnaker-LAN RI.
Gagne, R.M, & Briggs, L.J. (1977). Principles of Instructional Design. Edisi Kedua. New York; Holt. Rinerhart and Winston.
Gredler, Margaret E, Bell. (1986). Belajar dan Pembelajaran. Terjemahan Munandir. Jakarta: CV. Rajawali.
Hasibuan, J.J. dan Ibrahim. (1988). Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Micro. Bandung: Remaja Karya.
Jerome, Paul J. (1994). Coaching Through Effective Feedback. Richard Chang Associates, Inc.
Pangaribuan Parlin. (2005). Pengajaran Micro. Medan: Unimed.
Raflis Kosasi. (1985). Keterampilan Menjelaskan. Ditjen Dikti. Depdikbud. Jakarta.
Sugeng Paranto, dkk. (1980). Micro Teaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Zainul Asmawi, Nasoetion Noehi. (1997). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: P2T Universitas Terbuka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Brown, G.A. (1990). Micro Teaching Program Keterampilan Mengajar. Terjemahan L. Kaluge. Surabaya: Airlangga University Press.
Cole, Paeter G. and Loma Chan. (1994). Teaching Principles and Practice. New York: Prentice-Hall of Australia Pry Ltd.
Degeng, Nyoman Sudana. (1994). Pengaruh Interaktif antara Gaya Kognitif, Motivasi Berprestasi, dan Strategi Pengajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Teori dan Penelitian.Tahun 2. No.1-2.
Entang, H.M. Motivasi Memacu Prestasi Kerja. Jakarta: Pusdiklat Depnaker-LAN RI.
Gagne, R.M, & Briggs, L.J. (1977). Principles of Instructional Design. Edisi Kedua. New York; Holt. Rinerhart and Winston.
Gredler, Margaret E, Bell. (1986). Belajar dan Pembelajaran. Terjemahan Munandir. Jakarta: CV. Rajawali.
Hasibuan, J.J. dan Ibrahim. (1988). Proses Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Micro. Bandung: Remaja Karya.
Jerome, Paul J. (1994). Coaching Through Effective Feedback. Richard Chang Associates, Inc.
Pangaribuan Parlin. (2005). Pengajaran Micro. Medan: Unimed.
Raflis Kosasi. (1985). Keterampilan Menjelaskan. Ditjen Dikti. Depdikbud. Jakarta.
Sugeng Paranto, dkk. (1980). Micro Teaching. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Zainul Asmawi, Nasoetion Noehi. (1997). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: P2T Universitas Terbuka. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar