HOME

Jumat, 28 Januari 2011

PERAN SAINS BUDAYA DAN TEKNOLOGI

Sains dan teknologi telah menuntun manusia menuju peradaban yang lebih maju dan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakatnya. Pada era globa- lisasi sekarang ini, penguasaan sains dan teknologi merupakan indicator signifikan dalam pembangunan suatu bangsa. Sains sebagai sebuah proses ilmiah dimulai ketika manusia mengamati sesuatu. Pengamatan tersebut disebabkan oleh adanya kontak manusia dengan dunia empiris yang menimbulkan berbagai macam permasalahan.

Perkembangan kebudayaan manusia dibeda kan menjadi tiga tahap yaitu tahap mitis, tahap ontologis, dan tahap fungsional. Yang dimaksud tahap mitis adalah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya seperti yang tercermin oleh mitologi- mitologi bangsa-bangsa primitif. Yang dimaksud dgn tahap ontologism adalah sikap manusia yang mulai mengambil jarak dengan obyek disekitarnya serta mulai melakukan penelaahan terhadap obyek tersebut. Sedangkan tahap fungsional adalah sikap manusia yang memfungsikan pengetahuan hasil telaahnya tersebut bagi kepentingan dirinya.
Sains sebagai sebuah ilmu pengetahuan yang bersifat deskriptif mulai berkembang pada tahap ontologis. Pada tahap tersebut ilmu pengetahuan tidak lagi berpaling pada perasaan (intuisi) melainkan kepada pikiran yangberdasarkan penalaran (rasio). Teknologi sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat preskriptif mulai berkembang pada tahap fungsional. Pada tahap ini, pengetahuan yang didapat pada tahap ontologism mempunyai manfaat langsung pada kehidupan manusia. Karena masalah yang dihadapinya adalah nyata maka sains mencari jawabannya pada dunia yang nyata pula. Einstein pernah berkata: "Sains dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta, apapun juga teori yang menjembatani antara keduanya" (Suriasumantri, 1984).
Maksud teori disini adalah suatu abstraksi intelektual dimana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengalaman empiris. Secara rasional sains menyusun pengetahuan secara konsisten dan kumulatif, sedang secara empiris sains memisahkan antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dengan yang tidak. Pendekatan rasional digabungkan dengan pendeka tan empiris membentuk langkah-langkah yang disebut metode ilmiah. Kerangka berfikir ilmiah yang berintikan proses logika-hipotesa- verifikasi ini pada dasarnya terdiri dari langkah-langkah : (1) perumusan masalah (2) penyusunan kerangka berfikir dalam pengajuan hipotesis (3) perumusan hipotesis (4) pengujian hipotesis, dan (5) penari- kan kesimpulan (Suriasumantri, 1984: 128).


4. Dinamika Masyarakat terhadap Sains & Teknologi
Penemuan dan pembaruan (invention and inno vation) menyebabkan berkembangnya peradaban manusia. Kemajuan teknologi telah meningkat- kan manusia ke taraf peradaban yang lebih tinggi. Selanjutnya peradaban yang lebih tinggi mendo rong ditemukannya teknologi yang lebih canggih. Bangsa yang maju teknologinya dan kuat basis sainsnya mempunyai potensi berkembang dgan percepatan pembangunan yang lebih tinggi.
Dibandingkan yang masih tertinggal. Hal ini dapat dilihat dari gejala makin jauhnya negara- negara maju meninggalkan negara berkembang. Bagaimana suatu masyarakat memberikan suatu penghargaan (valuation) terhadap suatu fungsi atau kegiatan menentukan ke arah mana upaya yang didahulukan dan penggunaan sumber daya yang diprioritaskan. Jenjang atau relative prestige ini berbeda pada berbagai masyarakat. Rendahnya penghargaan yang diberikan pada kegiatan ekonomi membawa akibat yang sangat tidak menguntungkan pada perkembangan kemajuan teknologi dalam masyarakatnya.
Salah satu faktor penyebab perubahan sistem dalam masyarakat adalahdari institusi yang amat penting dan besar pengaruhnya yaitu Negara atau kekuasaan politik. Institusi politik ini adalah juga wujud kebudayaan yang pada gilirannya sangat mempengaruhi wujud dan perkembangannya. Contohnya adalah kemunduran Cina yang berbarengan dengan tampilnya dinasti Ming yang bersifat sangat represif dan inward looking. Penyebab lain yang bersifat menghambat penyaluran bakat dan energy ke arah yang kreatif adalah sifat ketertutupan masyarakat serta pertentangan yang menye babkan perpecahan.
Yang amat berpengaruh dalam pada perkembangan peradaban Barat adalah berkembangnya kreativitas dan inovasi melalui perkembangan demokrasi. Perkembangan sains dan teknologi yang pesat di dunia Barat berjalan bersamaan dengan perkembangan demokrasinya. Negara yang akhirnya menjadi paling kuat ekonomi dan teknologinya yaitu Amerika Serikat, dilahirkan di atas landasan demokrasi. Dari pengalaman sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa-bangsa di dunia dapat dilihat betapa eratnya kaitan antara demokrasi, kreativitas, dan kemajuan ekonomi (Kartasasmita, 1996).
Transformasi kebudayaan melalui teknologi adalah bagian dari proses modernisasi. Namun setiap upaya mengembangkan teknologi, harus disesuai kan dengan kondisi masyarakat tempat teknologi itu berkembang. Konflik kebudayaan karena upaya pengenalan teknologi yang asing bagi suatu masyarakat adalah suatu hal yang wajar karena teknologi itu sendiri adalah wujud dari kebudayaan.
Model-model dari masyarakat yang sekarang sudah maju tidak mung- kin kita contoh begitu saja. Koentjaraningrat (1974 : 32-36) menguraikan bahwa suatu bangsa yang hendak mengintensifkan usaha pembangunan harus memiliki mentalitas pembangunan. Mentalitas pembangunan tersebut haruslah dilandasi :
• Nilai budaya yang berorientasi ke depan, dan dengan demikian bersifat hemat untuk bisa teliti memperhitungkan hidupnya di masa depan.
• Nilai budaya yang berhasrat untuk mengeksplorasi lingkungan alam dan kekuatan-kekuatan alam untuk mempertinggi kapasitas berinovasi.
• Nilai budaya yang menilai tinggi hasil dari suatu karya manusia (achievement orientation).
• Nilai budaya yang menilai tinggi usaha orang yang dapat mencapai hasil atas usahanya sendiri, percaya kepada diri sendiri, disiplin, dan berani bertanggungjawab.
Daftar Pustaka
Alisjahbana, Sutan Takdir. "Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Dunia dan Indonesia", dalam Saswinadi Sasmojo et al. (ed.). Menerawang Masa Depan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dalam Perkembangan Budaya Masyarakat Bangsa Indonesia. Bandung: Penerbit ITB. 1991.
Calder, Ritchie. Science in Our Life. New York: New American Library. 1955. Kartasasmita, Ginanjar. Pembangunan untuk Rakyat: Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES. 1996.
Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. 1974.
Lefebvre, Louis A. & Elisabeth Levebvre (ed.). Management of Technology and Regional Development in a Global Environment. London: Paul Chapman Publishing. 1995.
Mutis, Thoby & Vincent Gaspers. Nuansa Menuju Perbaikan Kualitas dan Produktivitas. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti. 1994.
Peursen, C. A. Van. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Kanisius. 1976.
Sasmojo, Saswinadi. Science, Teknologi, Masyarakat, dan Pembangunan. Diktat kuliah SP-ITB (tidak diterbitkan). 1995.
Soedjatmoko. Dimensi Manusia dalam Pembangunan. Jakarta: LP3ES. 1983.
Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan. 1984.
Toffler, Alvin. The Third Wave. New York: William Morrow & Company. 1980.
Zen, M. T. (ed.). Sains, Teknologi, dan Hari Depan Manusia. Jakarta: PT Gramedia. 1981.

1 komentar: